Kamis, 13 Juni 2013

hasrat nulis;tapi,cuma ini;

menjelang shubuh, aku tenggelam dalam kesunyian dan didalam kesunyian itu aku dimangsa kesepian. Bahkan, Tuhan rasanya telah meninggalkanku. Tuhan telah berangkat naek perahu, begitu kata hatiku selalu. Kemudian aku meratap, wahai Tuhan yang Maha Tinggi, jika Kau katakan dunia tak ubahnya persinggahan, tak ubahnya mampir sebentar untuk minum. Mengapa hidup bisa menjadi pahit begini (seperti segelas kopi karbonat) ? Lalu aku menjadi sinis, bahwa aku selalu percaya pada Tuhan, tapi rupanya Tuhan tak percaya padaku. Bahkan, sekadar untuk memberiku sedikit kekuatan untuk mengalahkan sebuah penjajahan baru (kemiskinan dan kebodohan). Tuhan seperti ragu, untuk memberikanku kekuatan tersebut. Akhirnya aku jatuh tertidur karena lelah bersedih memikirkan tentang nasib negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar